Artikel IPA
“LINGKUNGAN”
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua orang tentu mengenal petai, tanaman yang sering
digunakan sebagai bahan
masakan yang mempunyai aroma khas dan kurang sedap ini ternyata memiliki
banyak khasiat. Tanaman petai sering kali dijumpai di hutan yang tersebar di
Indonesia, karena tanaman ini sangat mudah tumbuh dimana saja. Selain itu
khasiat dari petai sendiri memiliki manfaat yang cukup banyak bagi tubuh
diantaranya dapat mengendurkan saraf, hilangkan despresi, obat hati, ginjal, serta
dapat menurunkan kematian akibat stroke, dan dapat menjaga saluran
pencernaan. Sehingga hal ini banyak mendorong petani untuk menanam tanaman
petai yang lebih mudah dijangkau dan lebih banyak menghasilkan keuntungan,
namun tanaman tersebut tak bisa dihindarkan dari resiko kegagalan.
Tanaman petai diproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, karena
tanaman ini sering diolah menjadi masakan. Karena petai banyak sekali
manfaatnya disebabkan adanya gula alami. Semakin banyak masyarakat yang
mengkonsumsi petai maka para petai diharapkan dapat menghasilkan petai yang
lebih banyak lagi dengan kualitas yang baik. Namun berdasarkan Dinas Pertanian
Propvinsi Jatim pada tahun 2010 para petani dapat menghasilkan 7.091 ton petai,
sedangkan pada tahun 2011 menghasilkan sekitar 5.341 ton. Namun dengan
produksi petai yang demikian ternyata tidak sebanding dengan konsumsi petai
setiap tahunnya misalkan pada tahun 2010 sebanyak 6.133 sedangkan pada tahun
2011 meningkat hingga 13 %. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa hasil
panen tanaman petai di Indonesia mengalami penurunan, hal ini disebabkan
adanya beberapa masalah yang dapat menurunkan hasil panen yaitu terdapatnya
hama, atau terletak pada stuktur tanah yang kurang baik sebagai media tanam.
Masalah-masalah tersebut sebenarnya dapat diatasi sekaligus dapat meningkatkan
hasil panen dengan kualitas yang lebih baik
Dalam budidaya tanaman petai diperlukan perhatian khusus yaitu dari segi
pemupukan dan pengairan. Tanaman petai membutuhkan air dan pupuk yang
kadarnya cukup untuk meningkatkan kualitas pada petai tersebut. Hanya jenis
pupuk tertentu yang dapat digunakan untuk menanam tanaman petai. Jenis pupuk
yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman petai antara lain, pupuk urea,
kandang, NPK, kompos dan berbagai jenis pupuk lainya yang dapat digunakan
sebagai perkembangan tanaman secara optimal, sehingga tanaman dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal. Namun kendala yang dialami oleh para petani
atau penanam petai adalah mahalnya harga pupuk di pasaran yang tidak sebanding
dengan jumlah permintaan petai di pasaran menyebabkan para petani mengalami
kerugian sehingga mengalami penurunan hasil produksi petai.
Oleh karena itu dipilih jenis pupuk yang sesuai dengan pertumbuhan petai dan
harganya relatif ekonomis. Ternyata pupuk urea mempunyai kandungan-kandungan
unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman selain harganya yang
terjangkau dan praktis dalam penggunaannya. Meskipun pupuk urea telah banyak
digunakan untuk berbagai macam tanaman, namun sejauh pengetahuan penulis,
belum diketahui efektifitas pupuk urea pada proses pembibitan petai. Pada
penelitian ini penulis melakukan pengujian dengan menggunakan pupuk urea untuk
mengetahui pengaruh pemberian pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman
petai.
1.2 Rumusan masalah
Adakah pengaruh pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman petai ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pupuk urea terhadap pertumbuhan
tanaman petai.
1.4 Manfaat
1.Penulis dapat mengetahui pengaruh pupuk urea pada pertumbuhan tanaman
petai.
2.Untuk memberikan informasi dan sebagai inspirasi kepada masyarakat
tentang cara penggunaan dan manfaat pupuk urea bagi pertumbuhan
tanaman petai.
masakan yang mempunyai aroma khas dan kurang sedap ini ternyata memiliki
banyak khasiat. Tanaman petai sering kali dijumpai di hutan yang tersebar di
Indonesia, karena tanaman ini sangat mudah tumbuh dimana saja. Selain itu
khasiat dari petai sendiri memiliki manfaat yang cukup banyak bagi tubuh
diantaranya dapat mengendurkan saraf, hilangkan despresi, obat hati, ginjal, serta
dapat menurunkan kematian akibat stroke, dan dapat menjaga saluran
pencernaan. Sehingga hal ini banyak mendorong petani untuk menanam tanaman
petai yang lebih mudah dijangkau dan lebih banyak menghasilkan keuntungan,
namun tanaman tersebut tak bisa dihindarkan dari resiko kegagalan.
Tanaman petai diproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, karena
tanaman ini sering diolah menjadi masakan. Karena petai banyak sekali
manfaatnya disebabkan adanya gula alami. Semakin banyak masyarakat yang
mengkonsumsi petai maka para petai diharapkan dapat menghasilkan petai yang
lebih banyak lagi dengan kualitas yang baik. Namun berdasarkan Dinas Pertanian
Propvinsi Jatim pada tahun 2010 para petani dapat menghasilkan 7.091 ton petai,
sedangkan pada tahun 2011 menghasilkan sekitar 5.341 ton. Namun dengan
produksi petai yang demikian ternyata tidak sebanding dengan konsumsi petai
setiap tahunnya misalkan pada tahun 2010 sebanyak 6.133 sedangkan pada tahun
2011 meningkat hingga 13 %. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa hasil
panen tanaman petai di Indonesia mengalami penurunan, hal ini disebabkan
adanya beberapa masalah yang dapat menurunkan hasil panen yaitu terdapatnya
hama, atau terletak pada stuktur tanah yang kurang baik sebagai media tanam.
Masalah-masalah tersebut sebenarnya dapat diatasi sekaligus dapat meningkatkan
hasil panen dengan kualitas yang lebih baik
Dalam budidaya tanaman petai diperlukan perhatian khusus yaitu dari segi
pemupukan dan pengairan. Tanaman petai membutuhkan air dan pupuk yang
kadarnya cukup untuk meningkatkan kualitas pada petai tersebut. Hanya jenis
pupuk tertentu yang dapat digunakan untuk menanam tanaman petai. Jenis pupuk
yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman petai antara lain, pupuk urea,
kandang, NPK, kompos dan berbagai jenis pupuk lainya yang dapat digunakan
sebagai perkembangan tanaman secara optimal, sehingga tanaman dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal. Namun kendala yang dialami oleh para petani
atau penanam petai adalah mahalnya harga pupuk di pasaran yang tidak sebanding
dengan jumlah permintaan petai di pasaran menyebabkan para petani mengalami
kerugian sehingga mengalami penurunan hasil produksi petai.
Oleh karena itu dipilih jenis pupuk yang sesuai dengan pertumbuhan petai dan
harganya relatif ekonomis. Ternyata pupuk urea mempunyai kandungan-kandungan
unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman selain harganya yang
terjangkau dan praktis dalam penggunaannya. Meskipun pupuk urea telah banyak
digunakan untuk berbagai macam tanaman, namun sejauh pengetahuan penulis,
belum diketahui efektifitas pupuk urea pada proses pembibitan petai. Pada
penelitian ini penulis melakukan pengujian dengan menggunakan pupuk urea untuk
mengetahui pengaruh pemberian pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman
petai.
1.2 Rumusan masalah
Adakah pengaruh pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman petai ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pupuk urea terhadap pertumbuhan
tanaman petai.
1.4 Manfaat
1.Penulis dapat mengetahui pengaruh pupuk urea pada pertumbuhan tanaman
petai.
2.Untuk memberikan informasi dan sebagai inspirasi kepada masyarakat
tentang cara penggunaan dan manfaat pupuk urea bagi pertumbuhan
tanaman petai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan pustaka
Dalam dunia tumbuhan, tanaman petai diklasifikasikan dalam keluarga
Leguminosae (Mimosaceae), marga Parkia dan jenis Parkia speciosa berupa pohon
yang tingginya antara 5-25 m dan membentuk percabangan yang banyak. Petai
atau mlanding (Parkia speciosa) merupakan pohon tahunan tropika dari suku
polong-polongan (Fabaceae), anak suku petai-petaian (Mimosoidae). Tumbuhan ini
tersebar luas di Nusantara bagian barat. Bijinya, yang disebut “petai” juga,
dikonsumsi ketika masih muda, baik segar maupun direbus.
Pohon petai menahun, tinggi dapat mencapai 20 m dan kurang bercabang.
Daunnya majemuk, tersusun sejajar. Bunga majemuk, tersusun dalam bongkol
(khas Mimosoidae). Bunga muncul biasanya di dekat ujung ranting. Buahnya besar,
memanjang, bertipe buah polong. Dari satu bongkol dapat ditemukan sampai
belasan buah. Dalam satu buah terdapat hingga 20 biji, yang berwarna hijau ketika
muda dan terbalut oleh selaput agak tebal berwarna coklat terang. Buah petai akan
mengering jika masak dan melepaskan biji-bijinya.
Pohon petai menahun, tinggi dapat mencapai 20 m dan kurang bercabang.
Daunnya majemuk, tersusun sejajar. Bunga majemuk, tersusun dalam bongkol
(khas Mimosoidae). Bunga muncul biasanya di dekat ujung ranting. Buahnya besar,
memanjang, bertipe buah polong. Dari satu bongkol dapat ditemukan sampai
belasan buah. Dalam satu buah terdapat hingga 20 biji, yang berwarna hijau ketika
muda dan terbalut oleh selaput agak tebal berwarna coklat terang. Buah petai akan
mengering jika masak dan melepaskan biji-bijinya.
Petai hanya dapat ditanam di tanah rendah hingga dataran tanah yang tinggi 1,500
m daripada paras laut. Iklim kawasan yang cukup lembap dan panas adalah sesuai
untuk pertumbuhan pokok yang subur. Jenis tanah yang mesti digunakan yaitu
tanah gembur, tanah liat berpasir, atau liat yang dapat disesuaikan. Bagian dari
buah petai yang paling penting untuk dimanfatkan adalah bijinya. Meskipun
menghasilkan bau tidak sedap, biji petai sangat digemari oleh sebagian orang
karena dapat meningkatkan selera makan. Petai dapat dimakan mentah sebagai
lalap, direbus, digoreng atau dibakar. Petai juga banyak dimanfaatkan sebagai
penyedap makanan.
Petai yang diperkirakan berasal dari Malaysia lalu dibudidayakan di Indonesia,
khususnya pulau Jawa juga memiliki banyak nama lain dari tiap daerah. Secara
umum disebut petai, tetapi ada yang menyebut pete, sindutan (Jawa), peuteuy
(Sunda), peteh (Madura), patai (Minangkabau), petar (Lampung), parora atau peti
(dayak), pole (Bima), pati (Sumba), peloh (Seram Selatan), dan faopitu (Pulau Buru).
Klasifikasi lengkap tanaman petai adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Parkia
Spesies : Parkia speciosaHassk
Berdasarkan jumlah biji pada polongnya, tanaman petai dikelompokkan menjadi
dua yaitu petai gajah dan petai kacang. Petai gajah mempunyai polong sepanjang
25-30 cm, dengan jumlah biji sebanyak 15 atau lebih. Bijinya berukuran besar. Petai
kacang ukuran polongnya lebih pendek dari petai gajah. Jumlah biji tiap polong
antara 10-12. Ukuran bijinya juga lebih kecil.
Dibanding apel, petai memiliki protein empat kali lebih banyak, karbohidrat dua kali
lebih banyak, tiga kali lipat fosfor, lima kali lipat vitamin A dan zat besi, dan dua kali
lipat jumlah vitamin dan mineral lainnya. Petai merupakan sumber energi yang
baik, yaitu 142 kkal per 100 g biji. Petai mengandung tiga macam gula alami, yaitu
sukrosa, fruktosa, dan glukosa yang dikombinasikan dengan serat. Kombinasi
tersebut mampu memberikan dorongan tenaga instan, tetapi cukup lama dan
cukup besar efeknya.
Dalam dunia tumbuhan, tanaman petai diklasifikasikan dalam keluarga
Leguminosae (Mimosaceae), marga Parkia dan jenis Parkia speciosa berupa pohon
yang tingginya antara 5-25 m dan membentuk percabangan yang banyak. Petai
atau mlanding (Parkia speciosa) merupakan pohon tahunan tropika dari suku
polong-polongan (Fabaceae), anak suku petai-petaian (Mimosoidae). Tumbuhan ini
tersebar luas di Nusantara bagian barat. Bijinya, yang disebut “petai” juga,
dikonsumsi ketika masih muda, baik segar maupun direbus.
Pohon petai menahun, tinggi dapat mencapai 20 m dan kurang bercabang.
Daunnya majemuk, tersusun sejajar. Bunga majemuk, tersusun dalam bongkol
(khas Mimosoidae). Bunga muncul biasanya di dekat ujung ranting. Buahnya besar,
memanjang, bertipe buah polong. Dari satu bongkol dapat ditemukan sampai
belasan buah. Dalam satu buah terdapat hingga 20 biji, yang berwarna hijau ketika
muda dan terbalut oleh selaput agak tebal berwarna coklat terang. Buah petai akan
mengering jika masak dan melepaskan biji-bijinya.
Pohon petai menahun, tinggi dapat mencapai 20 m dan kurang bercabang.
Daunnya majemuk, tersusun sejajar. Bunga majemuk, tersusun dalam bongkol
(khas Mimosoidae). Bunga muncul biasanya di dekat ujung ranting. Buahnya besar,
memanjang, bertipe buah polong. Dari satu bongkol dapat ditemukan sampai
belasan buah. Dalam satu buah terdapat hingga 20 biji, yang berwarna hijau ketika
muda dan terbalut oleh selaput agak tebal berwarna coklat terang. Buah petai akan
mengering jika masak dan melepaskan biji-bijinya.
Petai hanya dapat ditanam di tanah rendah hingga dataran tanah yang tinggi 1,500
m daripada paras laut. Iklim kawasan yang cukup lembap dan panas adalah sesuai
untuk pertumbuhan pokok yang subur. Jenis tanah yang mesti digunakan yaitu
tanah gembur, tanah liat berpasir, atau liat yang dapat disesuaikan. Bagian dari
buah petai yang paling penting untuk dimanfatkan adalah bijinya. Meskipun
menghasilkan bau tidak sedap, biji petai sangat digemari oleh sebagian orang
karena dapat meningkatkan selera makan. Petai dapat dimakan mentah sebagai
lalap, direbus, digoreng atau dibakar. Petai juga banyak dimanfaatkan sebagai
penyedap makanan.
Petai yang diperkirakan berasal dari Malaysia lalu dibudidayakan di Indonesia,
khususnya pulau Jawa juga memiliki banyak nama lain dari tiap daerah. Secara
umum disebut petai, tetapi ada yang menyebut pete, sindutan (Jawa), peuteuy
(Sunda), peteh (Madura), patai (Minangkabau), petar (Lampung), parora atau peti
(dayak), pole (Bima), pati (Sumba), peloh (Seram Selatan), dan faopitu (Pulau Buru).
Klasifikasi lengkap tanaman petai adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Parkia
Spesies : Parkia speciosaHassk
Berdasarkan jumlah biji pada polongnya, tanaman petai dikelompokkan menjadi
dua yaitu petai gajah dan petai kacang. Petai gajah mempunyai polong sepanjang
25-30 cm, dengan jumlah biji sebanyak 15 atau lebih. Bijinya berukuran besar. Petai
kacang ukuran polongnya lebih pendek dari petai gajah. Jumlah biji tiap polong
antara 10-12. Ukuran bijinya juga lebih kecil.
Dibanding apel, petai memiliki protein empat kali lebih banyak, karbohidrat dua kali
lebih banyak, tiga kali lipat fosfor, lima kali lipat vitamin A dan zat besi, dan dua kali
lipat jumlah vitamin dan mineral lainnya. Petai merupakan sumber energi yang
baik, yaitu 142 kkal per 100 g biji. Petai mengandung tiga macam gula alami, yaitu
sukrosa, fruktosa, dan glukosa yang dikombinasikan dengan serat. Kombinasi
tersebut mampu memberikan dorongan tenaga instan, tetapi cukup lama dan
cukup besar efeknya.
2.2 Pupuk Urea
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik
(mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang
diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti
hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian,
ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material
suplemen.
Dalam pembudidayaan tanaman petai diperlukan program pemupukan yang baik
dan teratur. Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N)
berkadar tinggi. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan
rumus kimia NH
2 CONH
2,merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan
sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis). Pupuk urea yang dijual di
pasaran biasanya mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian
setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen.
Jika pemberian pupuk terlalu banyak dan terlalu dini, maka akan menyebabkan
kematian pada kecambah karena terjadi peristiwa plasmolisis, yaitu rusaknya sel –
sel tanaman diakibatkan tertariknya cairan pada sel, keluar dari tanaman oleh
unsur dalam pupuk tersebut. Untuk waktu pemberiannya, tergantung pada
kecambah yang ditanam.
2.3 Kerangka Konsep
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah dalam
penggunaan pupuk. Dalam menggunakan pupuk perlu diperhatikan unsur-unsur
yang terkandung di dalamnya, seperti halnya nitrogen. Pupuk Urea adalah pupuk
kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Pupuk Urea berbentuk
butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH
2, merupakan
pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air
(higroskopis). Sifat pupuk urea tersebut menyebabkan tumbuhan dapat menyerap
unsur-unsur yang terdapat dalam pupuk tersebut. Sehingga pupuk urea membantu
dalam proses penyuburan dan pertumbuhan tanaman.
2.4 Hipotesa
Pemberian pupuk urea pada tanaman petai berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar