Definisi Mubtada' (المبتدأ)
Mubtada adalah isim yang dirafa’kan
yang Kosong dari amil-amil sebangsa lafadzh atau Mubtada'
adalah isim marfu' yang terletak di awal kalimat.
Misal:
- (الرجل مسلم) (Ar-rojulu muslimun) = Orang itu muslim
- (الرجلان مسلمان) (Ar-rojulaani muslimaani) = Dua orang itu muslim
- (الرجال مسلمون) (Ar-rijaalu muslimuuna) = Mereka itu muslim
Keterangan:
Perhatikan bahwa kata pertama pada
ketiga contoh kalimat di atas (yaitu : Ar-rojulu,Ar-rojulaani, Ar-rijaalu)
adalah mubtada'. Setiap mubtada' harus marfu'. Umumnya mubtada'
terletak di awal kalimat, namun terkadang tidak (pada kasus-kasus tertentu).
Secara umum juga, mubtada' itu ma'rifah (bukan nakirah), seperti pada ketiga
contoh di atas, mubtada'-mubtada'nya ma'rifah dengan tanda adanya alif laam.
Kecuali pada kasus-kasus tertentu mubtada' bisa nakirah.
·
Definisi Khobar
Khabar adalah isim yang dirafa’akan yang disandarkan kepada mubtada’.
Khabar adalah isim yang dirafa’akan yang disandarkan kepada mubtada’.
Definisi:
Khobar adalah setiap kata atau kalimat
yang menyempurnakan makna mubtada.
Misalnya seperti pada kalimat di atas,
(yaitu muslimun,muslimaani, dan muslimuuna), ketiga kata
tersebut adalah khobar, yang menyempurnakan makna mubtada'. Seandainya tidak
ada khobar tersebut, maka kalimat di atas tidak akan dipahami maksudnya.
Di dalam bahasa Indonesia, setiap
kalimat minimal harus berpola S P (Subjek Prediket), bisajuga S P O atau S P O
K.
Nah, di dalam bahasa Arab, kalau ada
mubtada' maka khobar harus ada, polanya M K (Mubtada' Khobar),kalau tidak ada
khobar maka belum menjadi kalimat yang sempurna.
Kaedah Khobar:
- Khobar harus sesuai dengan mubtada' dalam hal jumlah (mufrod, mutsanna, ataujama'nya). Bingung? Kalau bingung, coba baca pelajaran sebelumnya ya. Atau bisa tanya di bagian komentar. Lanjut? OK! Misalnya pada contoh dii atas, jika mubtada'nya mufrod (seperti Ar-rojulu), maka khobarnya pun harus mufrod, yaitu muslimun. Jika mubtada'nya mutsanna (seperti muslimaani), maka khobarnya pun harus mutsanna, yaitu muslimaani. Jika mubtada'nya jama' (sepertiAr-rijaalu), maka khobarnya pun harus jama', yaitu muslimuuna. Sudah paham sekarang?
- Khobar harus sesuai dengan mubtada' dalam hal jenis (mudzakkar atau muannats nya).
Misalnya,
Jika mubtada'nya
mudarrisah (pengajar wanita) pada kalimat (المدرسة
حاضرة) (Al-Mudarrisatu Hadiroh) =
Pengajar wanita itu datang. Maka khobarnya harus muannats juga yaitu حاضرة(Haadiroh,
bukan Haadir).
Contoh Mubtada dan
Khabar:
- ."زَيْدٌ قَائِمٌ" (Zaid itu berdiri)
- .الزَّيْدَانِ قَائِمَانِ.(kedua Zaid bediri)
- .الزَّيْدُونَ قَائِمُونَ. (banyak Zaid berdiri)
Keterangan : Yang pertama Kalimat
(زَيْدٌ قَائِمٌ)artinya
: zaid itu berdiri. Lafadz (زَيْدٌ) sebagai Mubtada.
sedangkan Lafadz ( قَائِمٌ)
sebagai khabarnya. Sesuai dengan definisi mubtada, bahwa mubtada adalah isim
yang di rafa'-kan (atau berharkat Dhammah) yang kosong dari amil-amil Lafdzy
yang masuk. Sedangkan khabar adalah isim yang dirafa-kan yang
disandarkan kepada mubtada.
Ø
Adapun Mubtada ada dua bagian, yaitu :
- mubtada isim dzahir
- Dan mubtada isim dhamir
Adapun Mubtada isim dzahir, sebagaimana yang telah
dijelaskan
- ."زَيْدٌ قَائِمٌ" (Zaid itu berdiri)
Ø Penjelasan
Pembagian Mubtada Isim Dhamir
Mubtada isim dhamir itu ada dua belas
bagian yaitu :.
.أنا ونحن وأنتَ وأنتِ و وأنتما وأنُتم وأنتن وهو وهى وهما وهم وهن
Dan apa-apa yang menyerupai contoh ini
Contoh Mubtada Isim Zhahir :
.أنا ونحن وأنتَ وأنتِ و وأنتما وأنُتم وأنتن وهو وهى وهما وهم وهن
Dan apa-apa yang menyerupai contoh ini
Contoh Mubtada Isim Zhahir :
- (أنا قائم) Saya itu berdiri
- (نحن قائمون) Kami itu berdiri
Ø Penjelasan tentang pembagian khabar
Adapun Khabar
itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
- khabar mufrad
- Dan khabar ghair mufrad
Ø
Penjelasan khabar
mufrad
AdapunKhabar mufrad adalah Khabar yang berbentuk isim tunggal.
Seperti contoh :. زيد
قائم
Keterangan :
Contoh diatas ialah contoh dari khabar Mufrad, karena isimnya adalah isim Mufrad (atau Khabar makna tunggal) yaitu Khabr yang tidak disertai dengan Jar-Majruur, Zharaf makan, Fiil Beserta Failnya, dan Khabar beserta mubtadanya.
Contoh diatas ialah contoh dari khabar Mufrad, karena isimnya adalah isim Mufrad (atau Khabar makna tunggal) yaitu Khabr yang tidak disertai dengan Jar-Majruur, Zharaf makan, Fiil Beserta Failnya, dan Khabar beserta mubtadanya.
Ø
Penjelasan dan
pembagian Khabar ghair mufrad
Khabar
ghair mufrad itu ada empat bagian :
- Jar dan majrur
- dzaraf
- fi’il beserta faa’ilnya
- Mubtada beserta khabarnya.
Ø
Contoh-contoh Khabar ghair mufrad
Seperti Contoh :
- (زيد فى الدار) Artinya : Zaidun itu berada dirumah
- (وزيد عندك) Artinya : Zaidun itu berada di dekatmu
- (وزيد قام ابوه) Artinya : zaid adalah yang bapaknya berdiri
- .(وزيد جاريته ذاهبة) Artinya : zaid itu adalah yang budak perempuannya lari
KHABAR MUBTADA
A.
CONTOH KALIMAT
1.
الطالب مجتهدٌ Mahasiswa
itu rajin
2.
هذا امتحان Ini Ujian
3.
المدرس حاضر و المدرسة حاضرة
Guru itu hadir dan guru
perempuan itu hadir
4.
لولا الدين لهلك الناس
Andaikata
tidak ada agama pasti manusia itu hancur.
5.
لعمرك إن النصر لقريب
Demi
umurmu, sesungguhnya pertolongan itu sangat dekat.
6.
في بيتنا رجلٌ Di
rumah kami ada seorang laki-laki
7.
ما خالقٌ إلا الله Tidak
ada pencipta kecuali Allah
8.
الله غفور رحيم Allah maha Pengampun dan
Penyayang
9.
المجتهد محمود Orang yang rajin itu adalah Mahnud
10.
الخير أمامك Kebaikan
ada di hadapanmu
11.
محمد خلُقُهُ حَسَنٌ
Muhammad baik
Akhlaknya
12. العلوم تكثر فوائدها Ilmu-ilmu itu banyak manfaatnya.
B.
PENJELASAN
1.
Contoh pada kalimat no.1 adalah khabar
dari nakirah musytaqah, kata مجتهد Musytak
(turunan) dari اجتهاد atau dari اجتهد .
2.
Contoh pada kalimat no. 2 adalah khabar (امتحان
) dari isim jamid (isim yang tidak diturunkan dari kata lain/dengan kata
lain kata benda dasar), yaitu isim makna atau isim masdar (isim yang
menunjukkan suatu kegiatan/aktivitas).
3.
Contoh pada kalimat no. 3 adalah khabar dari tathabuq
(sesuai) dengan mubtada حاضر.
Dalam hal mufrad, mutsanna, jamak, dan dalam jenis mudzakar
dan muannatsnya.
4.
Contoh pada
kalimat no. 4 dan no. 5 adalah khabar wajib dibuang. pada kalimat no. 4
ada kata yang dibuang, yaitu kata موجود , seharusnya dalam kalimat itu tertulis .لولا الدين موجود لهلك الناس begitu juga dalam contoh kalimat no. 6 ada
kata yang dibuang yaitu قسمى setelah لعمرك yang seharusnya tertulis لعمرك قسمى ... .
5.
Contoh pada kalimat no. 6 adalah khabar yang wajib didahulukan
sebelum mubtada. Pada kalimat tersebut khabar terdiri dari syibh jumlah
dan mubtada nakirah bukan maushuf, juga bukan mudlaf .
6. Contoh
pada kalimat no. 7 adalah khabar dikhususkan (dibatasi lingkupnya) pada mubtada
خالق (khabar muqaddam)
dan الله (mubtada).
7.
Contoh pada kalimat no. 8 adalah
khabarnya banyak, غفور (khabar pertama) dan رحيم (khabar kedua) .
8. Contoh
pada kalimat no. 9 adalah khabar mufrad, bukan jumlah/syibh
jumlah. (محمود) .
9. Contoh
pada kalimat no. 10 adalah khabar dari syibh jumlah. Pada kalimat
tersebut kata أمامك di dalamnya mengandung
makna استقر atau كان, seharusnya: الخير استقر أو كان أمامك.
10. Contoh
pada kalimat no. 11 adalah khabar dari jumlah ismiyyah,
yaitu: خلقه حسن.
11. Contoh
pada kaliamt no. 12 adalah khabar dari jumlah fi’liyyah, yaitu: تكثر فوائدها.
C.
KAIDAH
1. Khabar
adalah kalimat isim yang dirafa’kan dan disandarkan (dihubungkan) pada mubtada.
(As shanhaji, Al-Jurumiyyah). Sedangkan menurut Ibnu Malik dalam Alfiyah,
khabar adalah bagian dari jumlah yang berfungsi untuk menyempurnakan dan
menerangkan makna mubtada. Khabar menurut arti harfiah
adalah berita. Jadi fungsi khabar memberitahukan, menerangkan,
menjelaskan, dan, melengkapkan makna mubtada.
2. Pembagian/Hukum
Khabar:
·
Khabar
dari isim nakirah musytaq seperti pada contoh no. 1. Isim musytaq
adalah isim fa’il seperti خالق, shighah mubalaghah غفّار , isim maful seperti مفتوحة , sifat musyabahah seerti عليم , Isim tafdhil seperti أفضل , isim zaman seperti موعد, isim makan seperti مقبرة, isim alat seperti مِفتاح.
·
Khabar
dari isim jamid, seperti pada contoh no. 2. Isim jamid adalah
isim yang tidak diambil (diturunkan) dari kata lain, misal kata rajul
(laki-laki). Jadi isim jamid dapat dikatakan benda dasar. Isim Jamid
terbagi atas 2 macam, yaitu isim dzat dan isim makna atau mashdar.
Isim dzat adalah isim yang makna fi’il (perbuatan) tidak dapat
diambil (diturunkan) daripadanya, seperti كتاب , رِجْلٌ (kaki) dll.
·
Isim makna atau mashdar
adalah isim yang menunjukkan suatu kegiatan (aktivitas). Mashdar
merupakan dasar yang daripadanya dapat diturunkan beberapa fi’il dan isim.
·
Kesesuaian khabar
dengan mubtada, baik dari segi mufrad, mutsanna dan jamaknya,
maupun dari segi mudzakar dan muannatsnya. Seperti terdapat pada
contoh no. 3.
·
Khabar
wajib dibuang, jika ada setelah لولا seperti pada contoh no. 4, jika mubtada ada pada sumpah
seperti pada contoh no.5 dan ada khabar setelah wawu maiyyah
seperti كل امرىء وما فعل . wawu maiyyah = bersama-sama, bertepatan dengan,
bersamaan dengan.
·
Khabar
wajib didahulukan sebelum mubtada, jika khabar syibhu jumlah dan mubtada
nakirah bukan maushuf dan juga bukan mudlaf seperti seperti pada contoh no. 6, jika ada dhamir
yang kembali pada mubtada bersambung dengan mubtada seperti في الدار صاحبها, jika khabar dikhuhuskan (dibatasi ruang lingkupnya) pada mubtada
seperti pada contoh no. 7
·
Khabarnya
banyak, artinya khabar yang ada dalam kalimat tidak hanya terdiri dari satu
khabar, tetapi bisa 2 (dua), 3 (tiga) atau lebih seperti terdapat pada contoh
no. 8.
·
Khabar
mufrad adalah khabar yang bukan jumlah dan bukan syibhu
jumlah walaupun dalam bentuk mutsanna atau jamak seperti
terdapat pada contoh 9. Khabar mufrad yang dibuat dari isim jamid
tidak mengandung dhamir yang kembali pada mubtada contoh هذا بيت , khabar mufrad yang musytaq (isim fa’il,
isim maf’ul, sifat musyabahah, dan isim tafdhil)
mengandung dhamir yang kembali
pada mubtada apabila ia tidak merafa’kan isim zhahir.
Dalam keadaan khabar yang demikian, khabar itu mesti disesuaikan dengan mubtada
dalam mufrad, tasniyyah, jamak, muannats dan mudzakkar.
Tetapi apabila khabar mufrad musytaq itu merafa’kan isim zhahir
maka baginya berlaku aturan fi’il dengan fa’il isim zhahir,
yakni; 1) fi’il tetap dalam bentuk mufrad pada saat fa’ilnya
dalam bentuk mufrad, mutsana atau jamak, 2) fi’il
disesuaikan dengan fa’il dalam hal mudzakkar dan muannatsnya.
·
Khabar syibhu
jumlah (menyerupai jumlah) seperti pada contoh no. 10, artinya, zharf
dan jar majrur itu bukan jumlah ismiyyah dan bukan jumlah fi’liyyah,
tetapi menyerupai jumlah. Disebut menyerupai jumlah karena apabila muta’allaqnya
(كائن/كان، استقر/ مستقر) ditampilkan, maka pada kenyataannya khabar itu adalah muta’allaqnya
itu sendiri, bukan zharf dan jar majrurnya. Apabila muta’allaq
yang dipilih itu fi’il (kana, istaqarra) maka dia adalah khabar
jumlah fi’liyyah (fi’il dengan fa’ilnya) dan
apabila yang dipilih itu isim (kaainun, mustaqirrun). Maka dia
adalah khabar jumlah ismiyyah (mubtada dengan khabarnya).
·
Khabar Jumlah
terdiri dari jumlah ismiyyah dan jumlah fi’liyyah, Disyaratkan
dalam jumlah yang di dalamnya terdapat khabar harus disertakan dengan
sesuatu (dhamir seperti pada contoh no. 11 dan 12, isim isyarah
terhadap mubtada seperti ولباس التقوى ذلك خير, lafadz yang sama dengan mubtada seperti القارعة ما القارعة , lafadz keumuman dari mubtada seperti سعيد نعم الرجل) yang menghubungkan
dengan mubtada.
RANGKUMAN
:
- Khabar menurut arti harfiah adalah berita. Jadi fungsi khabar memberitahukan, menerangkan, menjelaskan, dan, melengkapkan makna mubtada.
- Khabar menurut hukumnya dibagi menjadi khabar dari nakirah musytaqah, khabar dari isim jamid, tathabuq khabar dengan mubtada, khabar wajib dibuang, khabar wajib didahulukan sebelum mubtada, khabarnya banyak, khabar mufrad, khabar syibhu jumlah, khabar jumlah ismiyyah dan fi’liyyah. Adapun pembagian khabar tergambar dalam tabel berikut: